Ini adalah cuitan saya di salah satu grup WhatsApp tanggal 21 Desember 2022 -- dengan sedikit penambahan.
Kata ahli kesehatan batuk itu bukanlah penyakit. Namun demikian perlu dipahami bahwa batuk itu merupakan tanda bahwa di dalam tubuh ada penyakit. Batuk itu hanya merupakan tanda, sedangkan penyakitnya sendiri bukanlah batuk tersebut. Contohnya adalah ada orang batuk-batuk melulu atau sering batuk dan setelah diperiksa ternyata dia mengidap penyakit TBC. Oleh karena itu, jadi kalau ada anggota masyarakat yang mempunyai gejala berupa batuk atau batuk-batuk maka dianjurkan untuk segera berobat ke dokter. Apalagi kalau batuknya sudah lebih dari satu minggu.
Beberapa waktu yang lalu banyak orang yang protes dengan mengatakan bahwa angka kematian akibat TBC di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan angka kematian akibat covid-19 tetapi mengapa protokol kesehatan untuk covid-19 lebih ketat dibandingkan protokol untuk TBC. Sebenarnya jawabannya sangat mudah. Yaitu percayalah bahwa ahli kesehatan sangat memahami mengapa keputusan tersebut diambil. Cuma masalahnya banyak masyarakat yang "ngeyel" seolah-olah lebih tahu dari pakarnya.
Ada yang bilang mengapa pencegahan penularan TBC tidak dikampanyekan dengan intensif. Sebenarnya bukan tidak dikampanyekan intensif, tetapi masyarakatnya saja yang terlalu banyak yang abai. Itu adalah kenyataan. Kita masih sering menyaksikan orang batuk-batuk tanpa menutup mulutnya, bahkan termasuk orang dewasa pun demikian. Padahal dampak dari penyakit TBC itu sangat mengerikan. Apalagi kalau sudah menyerang otak.
Siapakah yang harus bertanggung jawab? Ya kita semua. Kita semua harus ikut andil dalam mencegah penularan TBC ataupun penyakit-penyakit lain yang menular melalui pernapasan. Oleh karena itu maka biasakanlah kalau batuk itu tutuplah mulut. Dan perlu diperhatikan bahwa menutup mulut ketika batuk ataupun bersin itu ada caranya. Tidak boleh sembarangan. Janganlah menutup mulut menggunakan telapak tangan. Apalagi sehabis menutup mulut menggunakan telapak tangan saat batuk atau bersin lalu mengajak orang lain untuk bersalaman. Jangan... Memangnya ada orang menutup mulut saat batuk atau bersin pakai telapak tangan lalu mengajak orang lain bersalaman ? Bukan cuma ada, tapi banyak.
Ada lagi yang selepas mengusap lendir hidung, atau tangannya terkena lendir batuk -- atau semburan bersin -- tanpa cuci tangan terlebih dulu langsung membuka pintu tempat umum dengan cara memegang pegangan pintu. Tidak terbayangkan berapa banyak orang yang akan terkena kotoran ( berikut bakteri / virus ) yang menempel di sana. Apakah itu karangan ? Bukan. Itu adalah kenyataan. Kenyataan bahwa masih banyak anggota masyarakat yang tidak peduli dengan pencegahan penularan penyakit.
Mari kita berdisiplin dengan cara menerapkan protokol atau etika ketika batuk atau bersin. Dengan begitu kita sudah ikut andil dalam mencegah penularan penyakit. Tidak perlu muluk-muluk. Kita mulai dari hal-hal sederhana seperti itu saja sudah bagus.
Yuk, mari membangun kebiasaan hidup sehat..
🍏🍏